Sabtu, 19 Mei 2012

Winstep Xtreme. Cara baru mengubah tampilan XP

Bosan dengan tampilan windows-xp mu yang itu-itu aja? ada beberapa software yang bisa buat merubah tampilan windows-xp loh.. tentunya gak bosenin.. salah satunya adalah winstep xtreme..
Software ini bisa langsung di pasang, dan software ini juga ringan di pakai. ada beberapa pilihan tema, yang mirip windows 7 juga ada..
berikut screenshoot winstep xtreme










nah.. yang mau nyedot, langsung aja klik icon download berikut.. jangan lupa, passwordnya : ivan-share.. :)

Lainnya :


Plants VS Zombies Free Download

Background, Aplikasi perlu di coba

Photoshine Free Download

Crystal XP 

Minggu, 13 Mei 2012

CCleaner, Software peringan PC anda

CCleaner adalah software untuk membersihkan PC Windows. Membersihkan data-data yang tidak diperlukan lagi untuk PC, dan bisa meringankan PC. Menghapus entri yang tidak terpakai, juga terdapat unistaller didalamnya. Software ini sangat kecil ukurannya, tapi manfaatnya mantap. Ga usah ragu lagi yack! Download ajha. Berikut screenshootnya :






 Software ini TIDAK mengandung Spyware, Adware, atau Virus. 
Download Free klik ikon di bawah (Password : ivan-share)


Jumat, 11 Mei 2012

Percantik Tampilan XP dengan Crystal XP

Selain Winstep Xtreme,  untuk mempercantik tampilan xp adalah dengan software Crystal XP. Software ini sangat ringan di pakai.. bisa di pasang di windows xp (Windows SP1 belum pernah saya coba), bisa juga di pasang di windows 7.
berikut screenshootnya

Download di link berikut (password: ivan-share)
DOWNLOAD FREE CRYSTAL XP

Fikih Prioritas DR Yusuf Qardhawi

Fikih Prioritas, karangan ulama dunia DR Yusuf Al-Qardhawi ini berisi tentang urutan urutan pekerjaan dalam pandangan syari'at, pekerjaan mana yang harus di dahulukan dan mana yang tidak perlu di dahulukan, mana yang lebih penting, dan mana yang tidak terlalu penting. Sangat perlu di baca oleh seluruh umat Islam.
Klik Link berikut untuk Download, Free.
Download Fikih Prioritas

Background

Nah.. berikut saya share aplikasi background untuk windows xp (windows 7 ga bisa), melihat namanya udah jelas di gunakan untuk memberi tampilan yang lebih menarik pada background, jadi gak cuman putih.. tapi bisa di kasih gambar sesuai selera. Berikut screenshoot nya:

Aplikasinya bisa di pasang di background flashdisk juga, cara makenya pun mudah, tinggal next-next, klo ada pilihan customize, klik modify bla-bla... ,pilih gambar, OK. Biar hasilnya bisa di liat, klik kanan refresh.
Yang mau nyedot, klik ajha Link download berikut (Password : ivan-share)
Download Background Free

Photoshine Free Download

Siapa yang gak kenal dengan software photoshine?
Ya, software ini sudah sering kita dengar . Salah satu software yang di gunakan untuk mempercantik tampilan foto, menyediakan berbagai bingkai yang pastinya sip di liat. Berikut tampilan photoshine kalo di buka :

Nah.. Yang mau nyedot langsung ajha klik link download berikut.( Password: ivan-share)
DOWNLOAD PHOTOSHINE GRATISS

More Softaware

Senin, 07 Mei 2012

Contoh Proposal

Berikut saya share contoh proposal..
Silahkan download DISINI

Fikih Kuliner


Ebook berikut ini adalah ebook yang berisi tentang berbagai masalah makanan haram dan halal. Bagaimana hukumnya tentang suatu makanan yang kadang kita masih ragu. Pendapat dari berbagai madzab juga terdapat di dalam ebook ini.. Ebook ini sangat layak dimiliki oleh setiap umat islam.
Silahkan klik ikon berikut ini untuk download Free.
Share ke muslim lainnya yack.. :)
(Password download: ivan-share)

SMADAV 8.9 Pro Free Download

Antivirus Smadav . Siapa yang gk kenal dengan antivirus ini? Antivirus lokal yang sangat terkenal ini memang lumayan bagus untuk temen antivirus lain yang berat. Antivirus ini sangat ringan untuk PC. Ukurannya pun sangat kecil. Berikut saya share antivirus Smadav Pro. Untuk memakai keygen, di bagian nama, isilah dengan sembarang nama..
Yang mau nyedot, langsung klik link download berikut. (Password: ivan-share)
Download Smadav 8.9 Pro
Download Keygen Smadav Pro

Plants VS Zombies Free Download

Plants VS Zombies . Mungkin permainan ini udah gak asing di telinga agan yack? Permainan ringan dengan kualitas bagus 3 Dimensi ini memang layak dimiliki untuk sekedar menghibur kalo lagi pusing.. hehe
Nah.. Saya share versi portablenya. Jadi bisa langsung di maenkan tanpa perlu menginstal, bisa dibawa kemana-mana, dan bisa menyimpan otomatis.  Berikut screenshootnya..



Yang mau download langsung ajha klik icon berikut ..(Password: ivan-share)

Sabtu, 05 Mei 2012

Kuasailah, Jangan Mau di Kuasai


Kuasailah…
Jangan Mau di Kuasai…
Hampir setiap manusia berharap memiliki harta yang berlimpah. Apalagi di zaman semua serba uang. Semua kebutuhan dan keinginan harus diperoleh dengan uang.
Namun, banyak orang lupa, gara-gara harta, tidak sedikit yang nestapa. Lihatlah di negara-negara berteknologi maju dan melimpah materi, justru merebak empat penyakit akibat stres: jantung, kanker, radang sendi, dan pernapasan. Inilah gambaran nestapa peradaban materi. Harta yang dicari dan dibangga-banggakan ternyata membawa sengsara. Tak bisa menjamin hidup bahagia.
Agar harta tak sia-sia, kita harus bijak menggunakannya. Jika tidak, kita sama saja lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau. Miskin menderita, kaya pun sengsara.
Nah, bagaimana seharusnya kita menyikapi harta benda ini?
Orientasi Tauhid
Apa orientasi dasar hidup kita? Bagaimana kita memandang materi yang kita cari dan kita punyai? Untuk apa semua harta yang kita miliki?
Banyak orang, tanpa sadar, belum memiliki orientasi dasar yang benar terhadap harta. Cara pandangnya kabur, terombang-ambing oleh situasi dan kondisi.
Cara pandang seseorang terhadap harta menunjukkan lurus tidaknya orientasi hidupnya. Seorang yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan harta menunjukkan orientasi dasarnya adalah kekayaan. Ia menjadikan harta itu sebagai tujuan tertinggi. Sehingga ia rela mengorbankan waktu, kejujuran, dan harga diri demi mendapatkan kekayaan.
Bahkan, berdoanya kepada Tuhan pun tidak ada yang diminta kecuali harta dunia. Nasib di akhirat pun terabaikan. Inilah yang disyinyalir oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Firman-Nya:
Maka di antara manusia ada orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”; dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.” (Al Baqarah [2]: 200)
Jika itu yang dilakukan, tidak perlu menunggu di akhirat, di dunia pun pasti akan menuai banyak masalah. Ia telah menebar energi negatif. Dan siapa yang menebar angin, ia pasti menuai badai.
Niat dan tindakan yang tidak benar akan berbuah pahit. Konflik dengan keluarga dan kolega, berurusan dengan hukum, sampai ancaman pembunuhan dari mereka yang merasa dizalimi.
Cara-cara seperti itu jelas tidak mengundang berkah dan ridha Allah Ta’ala. Mungkin bisa saja ia berkelit dari jeratan hukum karena kelicinannya. Tapi, tanpa rahmat Allah Ta’ala, kehidupannya tak akan berkah.
Seorang yang telah bersyahadat mestinya menjadikan tauhid sebagai orientasi dasar dalam hidupnya dan menjadikan ridha Allah Ta’ala sebagai tujuan hidupnya. Adapun harta hanya menjadi alat, bukan tujuan. Maka ia akan menggunakan harta sebesar-besarnya untuk mencapai tujuan mulia itu.
Bernilai Ibadah
Bekerja mencari harta, bila berorientasi benar, bisa memuliakan kita. Meski bekerja terlihat hanya sebagai amalan dunia, tapi jika berbingkai tauhid, semuanya menjadi bernilai ibadah.
Di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) , ada anak muda yang kuat dan perkasa. Suatu hari, pagi-pagi sekali, ia sudah keluar rumah untuk bekerja mencari harta.
Kemudian ada orang yang berkomentar, “Kasihan sekali orang itu. Andai kata masa mudanya serta kekuatannya digunakan untuk fi sabilillah, alangkah baiknya.”
Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW pun meluruskannya. Kata beliau, ”Janganlah kamu mengatakan begitu. Sebab kalau keluarnya orang itu dari rumah untuk bekerja demi mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha fi sabilillah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun fi sabilillah. Tetapi bila ia bekerja karena untuk berpamer atau untuk bermegah-megahan maka itu fi sabilisy syaithan (karena mengikuti jalan setan),” (Riwayat Thabrani).
Dengan semangat fi sabilillah harta menjadi berkah. Harta akan mendatangkan kebaikan karena di sana ada rahmat Allah Ta’ala. Kalau ada kelebihan, insya Allah, bukan untuk kesombongan dan bermegahan, tetapi untuk diberikan kepada orang lain sebagai zakat, infak, dan sedekah. Harta yang baik adalah harta yang ada di tangan orang yang baik, yang digunakan untuk beramal shaleh.
Para Sahabat Rasulullah SAW ada juga yang berharta banyak. Salah seorang di antaranya adalah Abdurrahman bin Auf. Dia pernah menyedekahkan 700 ekor unta beserta muatannya berupa kebutuhan pokok dan barang perniagaan kepada kaum Muslim. Ia juga pernah membeli tanah senilai 40 ribu dinar atau setara Rp 55 miliar untuk dibagi-bagikan kepada para istri Nabi SAW dan fakir miskin. Ia juga pernah menginvestasikan tak kurang 500 ekor kuda perang dan 1.500 ekor unta untuk jihad fi sabilillah.
Ketika wafat ia pun masih sempat mewasiatkan 50 ribu dinar untuk diberikan kepada veteran perang Badar. Masing-masing pahlawan mendapat jatah 400 dinar atau setara Rp 560 juta.
Tidak semestinya kelebihan harta menghalangi kita untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan tidak halal jelas hanya akan mempersulit perjalanan menuju Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan halal tetapi belum digunakan di jalan Allah, juga masih belum bernilai di sisi-Nya.
Harta yang telah disedekahkan di jalan Allah Ta’ala, itulah investasi abadi yang akan dilipatgandakan balasannya oleh Allah Ta’ala. Sementara harta yang tersimpan, saat maut menjemput, pasti akan kita tinggalkan di dunia ini. Hanya amal yang akan menyertai kita menghadap Allah Ta’ala kelak.
Rasulullah SAW berdabda, ”Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya, dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Zuhud Sejati
Banyak orang kaya yang merasa seolah-olah menguasai harta, padahal dialah yang dikuasai harta. Orang yang menjadikan harta sebagai tujuan dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya adalah orang yang telah diperbudak oleh harta dan kesenangan dunia.
Seorang yang punya orientasi dasar tauhid dan istiqamah dengan prinsipnya, akan memiliki mental yang tercerahkan. Kaya bukan semata pada harta, tetapi pada hati. Rasa berkecukupanlah yang membuat orang bisa berdaya memberi dan berbagi.
Sebaliknya, seseorang yang secara materi kaya, tetapi mentalnya masih berkekurangan dan tamak, tak akan mampu mengeluarkan hartanya di jalan Allah Ta’ala. Ia malah ingin menyimpan sebanyak-banyaknya lagi. Mengambil dan mengambil. Orang demikian telah diperalat oleh hartanya.
Seorang yang bertauhid, hanya menjadi hamba Allah Ta’ala, bukan hamba selain-Nya. Ia hanya rela dikuasai oleh Allah Ta’ala, bukan selain-Nya. Orang seperti Abdurrahman bin Auf mampu memberikan hartanya sampai sekian banyak bukan karena ia kaya raya, tetapi karena ia mampu menguasai hartanya.
Sehingga, meski kaya raya, penampilan Abdurrahman bin Auf tetap sederhana. Ia tidak menyombongkan diri. Pakaiannya sama dengan pakaian pelayannya. Di badannya ada dua puluh bekas luka perang. Cacat pincang dan giginya yang rontok sehingga berakibat cadel, adalah tanda jasa di perang itu.
Harta seharusnya hanya menempel di tangan saja, bukan di pikiran, apalagi di hatinya. Itulah zuhud. Zuhud bukan karena tidak ada harta tetapi karena idealisme tauhidnya. Orang seperti inilah yang akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat sebagaimana doa yang senantiasa kita panjatkan kepada Allah Ta’ala yang termaktub dalam Al Baqarah [2]: 201. “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” Wallahu a’lam bish-shawab. ***

Wahn..


Wahn..
Musuh Sang Pengendali….
                Suatu hari, ketika Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para Sahabat, beliau bersabda, “Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk”.
Seorang sahabat bertanya, “Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?”
Beliau menjawab, “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut (musuh) kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian wahn. “
Seseorang lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu wahn?”
Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.”
Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud itu membuat heran para sahabat. Pasalnya, meski jumlah mereka sedikit saat itu, mereka ditakuti musuh dan telah memiliki pengaruh yang sangat besar. Mereka telah menjadi pengendali, bukan dikendalikan. Bagaimana mungkin umat yang sedemikian kuat dan mulianya ini kehilangan kewibawaan, bahkan dijadikan mangsa, sementara jumlah mereka banyak?
Namun, apa yang dinyatakan Rasulullah SAW itu rasanya telah menjadi kenyataan sekarang ini. Coba renungkan, ngerei kita pernah dijajah selama 3,5 abad oleh Belanda. Begitu pula Negara-negara Muslim di belahan bumi lainnya. Bahkan, hingga kini masih banyak Negara Muslim yang secara politik dan militer dikuasai oleh musuh-musuh Allah SWT. Di kancah global, kekuatan kaum Muslim belum diperhitungkan. Padahal, jumlahnya tidak sedikit, satu miliar orang atau seperlima penduduk dunia.
Sebetulnya, upaya kaum Muslim untuk bangkit dari keterpurukan bukan tak ada. Hasilnya pun sudah terasa. Bukankah telah banyak Negara Muslim yang telah meredeka?. Namun, meski telah berdaulat, faktanya masih banyak Negara Muslim yang menggantungkan dirinya pada bangsa-bangsa kafir. Padahal mereka di karuniai sumber daya alam yang melimpah.
Ironis, memang! Terlebih bila dikaitkan dengan misi utama umat Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Mestinya umat Islam menjadi pengendali peradaban, bukan objek yang dikendalikan.
Lantas apa yang musti kita lakukan?
Menyikapi Dunia
Virus yang melumpuhkan umat Islam sekarang ini adalah cinta dunia, sesuai sinyal yang disampaikan Rasulullah SAW pada masa lalu. Cinta dunia inilah yang membuat jiwa seorang Muslim melemah. Ia ibarat virus HIV yang menggerogoti kekebalan tubuh.
Dalam sabda yang lain, Rasulullah SAW juga menyatakan bahwa virus cinta dunia ini bisa menyebabkan seseorang menjadi serakah, sebagaimana seekor serigala yang masuk dalam kandang kambing. Bahkan, ulama pun bisa menjadi jahat (ulama su’) saat terjangkiti penyakit cinta dunia ini, apalah lagi manusia pada umumnya.
Ketika Hasa al-Bashri ditanya apa yang paling merusak agama, beliau memberikan jawaban yang sama dengan Rasulullah SAW : serakah! Anehnya justru keserakahan inilah yang menjadi spirit ideology materialism dan kapitalisme saat ini.
Secara kejiwaan, seorang Muslim yang cinta dunia mengalami konflik batin dengan keyakinannya sendiri yang menempatkan Allah SWT sebagai tujuan tertinggi. Adanya ketidak selarasan ini membuat dia kehilangan arah. Ia tidak lagi berkomitmen dengan nilai tauhid yang menjadi ajaran utamanya. Akibatnya, kewibawaan pun dicabut darinya dan musuh pun tidak takut mempermainkannya.
Allah SWT mengecam orang-orang yang terjangkit virus al-wahn ini denga firman-Nya :
“Katakanlah,”Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat inggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Q.S At-Taubah: 24)
Seorang Muslim yang mengejar dunia mungkin akan mendapatkannya, sebagaimana orang-orang materialis yang banyak mendapatkannya. Tapi, jika kepentingan dunia itu menjadi tujuan, ia tak akan pernah menjadi pengendali dunia, melainkan di perbudak oleh dunia. Bukankan Qarun juga diberikan harta yang banyak? Ia telah ditenggelamkan oleh Allah SWT karena menukar dirinya dari hamba Allah SWT menjadi hamba dunia.
Seorang Muslim bukan berarti tak boleh menguasai ekonomi, ilmu pengetahuan, informasi, dan teknologi. Namun, letakkan semua itu di atas tangan, jangan di dalam hati. Ketika harta tidak masuk dalam hati, kita akan berkuasa menggunakannya untuk amal kebaikan. Sedang hati hanya kita gunakan untuk mencari ridha Allah.
Harta bukan untuk dicintai. Harta dalam Islam hanya akan bernilai baik jika digunakan untuk kebaikan di jalan Allah SWT. Inilah yang secara indah ditorehkan dalam sejarah oleh Sahabat Abu Bakar Asshidiq, Abdurrahman bin Auf, dan Utsman bin Affan. Abdurrahman bin Auf pernah menyedekahkan seluruh kafilah dagangnya sebanyak 700 unta. Utsman bin Affan berkorban sebanyak sepertiga hartanya. Abu Bakar bahkan menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah SWT. Mereka kaya raya, tapi mampu menempatkan dunia ini sebagai sarana berjuang di jalan Allah SWT. Dan, mereka tidak jatuh miskin karenanya, justru harta mereka kian berkah.
Muslim yang berpikir seperti itulah yang harus kita siapkan saat ini jika kita ingin menjadi pengedali dunia. Seorang Muslim hanya menjadi budak Allah SWT saja (Abdullah dan khalifah fil ardh), bukan budak dunia.
Menyikapi Kematian
Setiap yang bernyawa pasti mati, dan manusia adalah makhluk benyawa. Karena itu, siap atau tidak, kematian akan menjemput kita. Tak ada yang bisa mengelak. Kematian adalah keniscayaan. Karena itu bagi seorang Muslim kematian harus dipersiapkan secara sadar dan dihadapi dengan baik. Bukan malah dibenci.
Kenapa seorang membenci kematian? Karena dia terlalu mencintai dunia ini dan takut kehilangan kesenangan dunia yang tengah dinikmatinya.  Kehidupan dunia ini telah melalaikannya sehingga ia tak sadar harus menyiapkan kehidupan setelah matinya. Ia telah menghabiskan sumber daya  dan waktunya untuk kehidupan dunia ini. Padahal dunia ini fana.
Hal ini berbeda dengan seseorang yang tujuan hidupnya mencari ridha Allah SWT. Ia akan menyiapkan dan memprioritaskan kehidupan akhirat dengan memperbanyak amal kebaikan. Ia rela bermujahadah dan berkorban harta dan jiwanya demi kehidupan abadinya. Aset yang dimiliki digunakan sepenuhnya untuk menjemput ridha ilahi. Orang demikian, insyaAllah telah menyiapkan kehidupan akhirat yang lebih baik dari dunia ini. Sehingga ia menjadikan kematian bukan sesuatu yang ditakuti, tetapi sebagai pintu menuju kebahagiaan abadi.
Kematian bukanlah terputusnya kehidupan dan kesenangan. Tetapi justru terbukanya pintu bertemu Tuhan. Seorang yang menjadikan Tuhan sebagai tujuan utamanya, saat kematian akan tersenyum. Sikap demikianlah yang diteladankan oleh generasi terdahulu. Mereka mulia dalam kehidupannya karena mereka menjadikan kehidupannya sebagai lahan perjuangan. Bahkan kematian justru merupakan kemuliaan. ‘Isykariman aw mut syahidan’ (hidup mulia atau mati syahid), begitu kata pepatah.
Mereka yang menjadikan kehidupan dan kematiannya sebagai jalan kemuliaan akan menjadi pengendali dunia, bukan menjadi budak dunia. Dunia justru tunduk kepadanya. Para musuhnya pun akan takut mempermainkan mereka. Dan dengan kewibawaan yang diberikan Allah SWT jadilah ia pengendali dunia dan pemimpin peradaban rahmatan lil alamin.
Wallahu a’lam bish shawab.


Kendalikan Dunia


Kendalikan Diri, Lalu Kendalikan Dunia…..
Allah SWT telah menetapkan kita sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, seyogyanya kita menjadi penentu, bukan pihak yang ditentukan, karena kita adalah para pengendali, bukan pihak yang dikendalikan.
Kita semestinya menjadi subyek, bukan obyek yang selalu menjadi bulan-bulanan, korban, atau sasaran permainan orang lain.
Namun, sungguh ironis. Di satu sisi kita telah ditetapkan dan dilantik sebagai khalifah, tapi dalam kenyataannya kita masih sering menjadi obyek kepentingan pihak-pihak lain.
Pertanyaannya, apakah Allah SWT salah dalam menunjuk kita sebagai khalifah?
Sesungguhnya Allah SWT takan pernah salah mengangkat kita sebagai khalifah. Sebab, orang-orang sebelum kita telah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa saat menjadi khalifah.  Sebut saja, misalnya para khulafaur rasyidin dan khalifah Umar bin Abdul Aziz. Mereka menjadi pengendali sekaligus penentu. Mereka menjadi pemain sekaligus pemenang.
Rahasia Sang Pengendali
Apa sebenarnya rahasia keberhasilan mereka? Ternyata, sebelum mereka Berjaya mengendalikan dunia, mereka telah piawai mengendalikan diri sendiri. Sebelum menundukkan orang lain, mereka telah mampu menundukkan diri sendiri. Sebelum menguasai pihak lain, mereka telah menguasai diri sendiri.
Mengendalikan diri sendiri ternyata menjadi pangkal kesuksesan yang sejati. Allah SWT berfirman :
“Dan adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh surgalah tempat tinggalnya. (An-Nazi’at:40-41)
Lalu bagaimana dengan kita saat ini? Tampaknya kita masih lemah untuk urusan yang satu ini. Kita masih belum memiliki kekuatan apa-apa dikarenakan kita masih lemah menghadapi diri kita sendiri. Kita belum mampu mengendalikan hawa nafsu yang selama ini masih mendominasi dan menguasai diri kita. Padahal, kita bisa dengan mudah melepaskan diri dari belenggu kapitalisme, misalnya.  Cukup dengan satu tindakan saja, yaitu melepaskan belenggu “cinta dunia”.
Senjata kapitalisme itu ada dua, menjadikan dunia tampak indah, dan menjadikan manusia tergantung kepadanya. Salah satu keahlian musuh-musuh Islam adalah mengemas dunia tampak indah di mata penggemarnya. Minuman keras yang memabukkan dan merusak akal manusia dikemas sedemikian rupa hingga terlihat indah mempesona. Demikian juga rokok yang jelas-jelas merusak kesehatan dicitrakan sebagai selera lelaki sejati.
Seks bebas yang jelas-jelas merusak tatanan social dan kesehatan reproduksi dikemas indah menjadi gaya hidup. Orang yang setia hanya pada pasangannya dianggap kuno dan “kurang gaul”. Padahal seks bebas telah melahirkan berbagai penyakit social yang mematikan seperti HIV dan AIDS.
Keahlian memoles kemungkaran menjadi kenikmatan merupakan profesi yang paling digemari saat ini. Melalui ilmu komunikasi marketing, kemudian disuguhkan melalui media, maka jadilah kejahatan menjadi kemewahan, tontonan menjadi tuntunan, perilaku merusak menjadi kebiasaan.
Kejahatan yang diulang-ulang menjadi “lumrah”, lama-lama menjadi “biasa”, berikutnya menjadi kebenaran yang tak dipermaslahkan. Na’udzubillah.
Karena itu, agar hidup kita tidak dikendalikan pihak lain, maka kita harus mampu mengendalikan diri sendiri. Hal-hal penting yang sangat perlu kita kendalikan adalah :
  1. Emosi
Mengelola emosi merupakan hal sangat penting bagi semua orang. Seseorang yang pandai mengelola emosinya akan terselamatkan dari berbagai musibah. Sebaliknya orang yang tak pandai mengelola emosinya pasti akan celaka.
                Rasulullah SAW ketika ditanya seorang sahabat tentang  pengertian Islam, Beliau menjawab singkat: “ Laa Taghdob, Jangan marah (bagian penting dari emosi)”.
                Bahkan, dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW Bersabda, “Laa taghdhab walakal jannah (Jangan marah, kalian akan mendapatkan surge).
                Dalam suatu debat di televise, seorang panelis yang mudah terpancing emosinya akan dengan mudah dikalahkan oleh lawan bicaranya. Sebaliknya, panelis yang pandai mengelola emosinya akan sulit dijatuhkan. Bahkan dia akan menjadi pemenang. Rahasianya adalah orang yang emosional akan mudah dikendalikan.
  1. Waktu
Bagi seorang Muslim, waktu sangatlah berharga. Waktu yang telah berlalu tak pernah berulang kembali. Remaja tidak akan pernah menjadi kanak-kanak lagi. Demikian juga orang dewasa takan pernah menjadi remaja lagi. Apalagi orang tua, tak akan bisa menjadi muda lagi.
                Itulah sebabnya, manajemen waktu merupakan keniscayaan bagi orang yang beriman. Allah SWT mengingatkan tentang pentingnya waktu hingga Dia bersumpah dengan waktu. Sebutlah misalnya, wal-ashr (demi waktu), wadh-dhuha (demi waktu dhuha), wal-laili (demi waktu malam), wan-nahari (demi waktu siang), wal-fajr (demi waktu fajr).
                Rasulullah SAW juga bersabda, “Dua karunia yang sering dilupakan manusia, yaitu kesehatan dan kesempatan (waktu).” (H.R Bukhari)
                Orang yang cerdas adalah mereka yang pandai menggunakan waktunya sebesar-besarnya untuk memperoleh ridha Allah SWT melalui ibadah dan amal saleh. Mereka hanya disibukkan oleh dua kegiatan penting sepanjang hidupnya, yaitu ibadah dan amal shaleh. Titik. Tak ada waktu untuk hal yang sia-sia, apalagi untuk bermaksiat kepada Allah SWT.
  1. Prioritas
Adalah aneh jika masih ada seorang Muslim yang bertanya seperti ini, “Apa yang akan saya kerjakan?”.
                Semestinya seorang Muslim tahu bahwa ia memiliki banyak sekali pekerjaan. Dan, kalau pun ia harus bertanya, maka bentuk pertanyaan semestinya adalah, “Mana yang paling penting dan paling mendesak untuk saya kerjakan lebih dulu?”.
                Terlalu banyak tugas dan pekerjaan di depan kita. Dibandingkan dengan ketersediaan waktu dan ketersediaan sumberdaya, tak mungkin kita bisa mengerjakan semua tugas-tugas kita. Untuk itu kita harus memilih dan menentukan skala prioritas.
                Seorang Muslim seharusnya selalu menempatkan kepentingan agamanya sebagai prioritas yang paling utama. Dengan menempatkan agama sebagai prioritas, maka yang lain bisa digeser jika waktu shalat tiba. Yang lain bisa dikalahkan jika menyangkut kepentingan agama.
                Kita harus memilih prioritas, karena sumber daya kita terbatas. Dalam menentukan prioritas ini, Allah SWT membimbing kita melalui Firman-Nya:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, aka nada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata. ( Al-Ahzab: 36).
4.       Kata-kata
Di antara hal terpenting yang juga harus dapat kita kendalikan adalah memilih kata-kata. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa keselamatan manusia itu terletak pada lisannya.
                Betapa banyak guru yang kehilangan kehormatan karena kata-katanya jorok, pemimpin kehilangan wibawanya karena kata-katanya sering menghina dan merendahkan. Demikian juga orang kebanyakan mendapatkan celaka karena pembicaraanya.
                Lidah memang tak bertulang. Tapi, sebagai pemiliknya kita tetap harus bisa mengendalikannya. Tak boleh sembarangan bicara, harus kenal waktu, situasi dan kondisinya. Kata-kata kotor, jorok, menghina, merendahkan, menyakitkan, dan menusuk perasaan, harus dihindari. Kata pepatah: Mulutmu Harimaumu!.
                Sebaliknya, kita harus pandai memilih kata yang santun, menghormati dan memuliakan. Lebih jauh lagi, kita harus pandai memilih kata yang efektif.
                Rasulullah SAW dikenal pandai memilih kata dan kalimat sehingga beliau dikenal sebagai “jawami’ul kalim” (memilih satu kata yang bisa menjelaskan banyak hal).
                Kehidupan pribadi Rasulullah SAW adalah teladan terbaik bagi umat manusia. Beliatu sukses memimpin umat, sekaligus sukses memimpin keluarga. Sabda Beliau, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku di antara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” (H.R Tirmidzi).
                Keberhasilan kita memimpin rumah merupakan modal kepemimpinan kita di luar rumah. Jika kita gagal memimpin keluarga, jangan banyak berharap dapat sukses memimpin masyarakat yang lebih luas. Sebelum mampu mengendalikan orang banyak, terlebih dahulu kita harus mampu mengendalikan diri dan keluarga kita sendiri.
Wallahu a’lam bish shawab.”